Senin, 30 April 2012

Majas/ Gaya Bahasa Dalam Puisi (Bahasa Indonesia)

1. Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang membuat suatu benda mati bertingkah seperti manusia atau bergerak.
Contoh:
Dalam alunan gelap malam
Pucuk-pucuk teh mengeliat

2. Metafora, yaitu gaya bahasa yang membandingkan suatu benda yang mempunyai makna secara tersirat selain makna yang sebenarnya.
Contoh: - Cemara pun gugur daun

3. Anafora, yaitu gaya bahasa yang menggunakan pengulangan kata secara berurutan.
Contoh: - Tak ada salah kita naik ke atas

4. Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkab kesan, dan daya pengaruh.
Contoh: - Pekik merdeka berkumandang di angkasa

5. Litotes, yaitu gaya bahasa yang mengecilkan atau mengurangi keadaan yang sebenarnya.
Contoh: - Aku bukanlah manusia yang berada

6. Ironi, yaitu gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan dengan makna yang bertentangan dengan untuk mengolok-olok.
Contoh: - Bagus benar kelakuanmu, adikmu kau pukuli

7. Paradoks, yaitu gaya bahasa yang menyatakan 2 keadaan yang bertentangan.
Contoh: - Aku merasa kepanasan di tempat yang dingin ini

8. Simile, yaitu gaya bahasa yang mengandung arti perumpamaan.
Contoh: - Tidakkah pasak lebih besar daripada tiangnya

9. Klimaks, yaitu gaya bahasa yang mengandung arti berurutan.
Contoh: - Anak kecil, remaja, orang tua, dan kakek nenek ikut bekerja

10. Antiklimaks, yaitu gaya bahasa yang mengandung arti tidak berurutan.
Contoh: - Remaja, kakek nenek, maupun anak kecil pun ikut bekerja

11. Pars Pro Toto, yaitu gaya bahasa yang menyatakan makna sebagian dari keseluruhan.
Contoh: - Sekitar 120 kepala mengikuti lomba

12. Totem Pro Parte, yaitu gaya bahasa yang menyatakan makna keseluruhan dari sebagian.
Contoh: - Indonesia melawan Malaysia tadi malam seri

13. Metonimia, yaitu gaya bahasa yang hanya menyampai nama/ ciri benda saja.
Contoh: - Pak Herman naik Lion pergi ke Jakarta

Semoga bermanfaat! ^_^"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar